1. ALKOHOL
alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Senyawa alkanol atau alkohol memiliki;
gugus fungsi ; :
C OH
rumus umum struktur ;CnH2n+1
OH atau R-OH
rumus umum molekul ;CnH2n+2
O
Berdasarkan
jumlah gugus hidroksinya, alkohol
dibagi menjadi polialkohol dan mono alkohol.
A.Monoalkohol
Monoalkohol
adalah alkohol yang memiliki satu gugus -OH. Rumus umum monoalkohol sama dengan
rumus alkana, tetapi satu atom H diganti oleh gugus hidroksi (-OH). Alkohol
memiliki gugus -OH, rumus struktur dapat juga ditulis R-OH (R menyatakan
gugus alkil). Alkohol merupakan turunanalkana sehingga disebut juga alkanol.
Oleh karena, itu penamaannya disesuaikan
dengan alkananya, tetapi huruf akhir a pada alkana diganti dengan
ol.
Jenis-jenis alkohol
berdasarkan jenis atom C yang mengikat
gugus -OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol
tersiaer.
a)
Alkohol primer
yaitu jika gugus -OH terikat pada atom C
primer ( atom C yang mengikat atom C lainnya)
ex;
CH3-CH2-CH2-OH
1-Propanol
ciri khas alkohol primer, yaitu atom C
yang mengikat gugus -OH berikatan dengan dua atom H.
b) Alkohol Sekunder
jika gugus -OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang
mengikat dua atom C lainnya).
Ex; CH3-CH-CH2-CH2-CH3
OH
2-pentanol
Ciri khas alkohol sekunder ialah atom C
yang mengikat gugus -OH berikatan dengan satu atom H.
b)
Alkohol tersier
jika gugus -OH terikat pada atom C
tersier (atom C yang mengikat tiga atom C lainnya).
Ex: CH3
CH3-C-CH2-CH2-CH3
OH
2 metil-2pentanol
Ciri khas alkohol tersier ialah atom C
yang berikatan dengan gugus -OH tidak
mengikat atom H.
SIFAT ALKOHOL
sifat
alkohol di kelompokkan menjadi 2, yaitu; sifat fisikanya dan sifat kimianya
a) Sifat fisik
alkohol
rantai pendek bersifat polar sehingga
dengan baik larut dalam air serta
memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. Dalam hal
kepolaran dan titik didih, alkohol rantai pendek memilki kemiripan sifat dengan
air. Hal tersebut disebabkan karena air dan alkohol keduanya memilki gugus -OH.
Gugus -OH ini bersifat polar sehingga menyebabkan air dan alkohol bersifat
polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan oleh adanya ikatan
hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul air dan
alkohol. Ikatan hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut dalam air.
Gugus
hidroksil (-OH) adalah gugus yang bersifat polar. Oleh karena itu
molekul alkohol juga bersifat polar. Kepolaran alkohol akan semakin
berkurang jika rantai C-nya semakin panjang. Metanol, etanol dan
propanol mudah larut dalam air, tetapi kelarutan 1-butanol hanya 8,3
gram dalam 100 gram air. Kelarutan alkohol dalam air akan bertambah jika
rantai C-nya bercabang dan bertambahnya jumlah gugus –OH.
Karena
gugus hidroksil (-OH) dapat membentuk ikatan hidrogen, maka titik didih
alkohol jauh lebih tinggi dari pada titik didih eter dengan jumlah atom
C yang sama. Titik didih alkohol juga dipengaruhi oleh jumlah atom C
pada rantai dan jenis alkohol primer, skender atau tersier. Pada jumlah
atom C yang sama titik didih alkohol primer lebih tinggi dari pada
alkohol sekunder dan tersier, sedangkan titik didih alkohol tersier
paling rendah.
b)Sifat kimia
Alkohol
bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan gugus yang cukup reaktif
sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun
reaksi-reaksi yang umum terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut :
*reaksi oksidasi
reaksi oksidasi pada alkohol juga dapat
berlangsung melalui reaksi antara alkohol dan oksigen. Misalnya reaksi
pembakaran pada spirtus.
*reaksi dengan asam karboksilat
Ester dibuat melalui reaksi antara
alkohol dan asam karboksilat yang disebut reaksi esterfikasi
1. Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas hidrogen
ROH + 2 Na -----> RONa + H2
CH3CH2OH + Na ----> CH3CH2ONa + H2
2. Bereaksi dengan PX3 dan PX5
3 ROH + PX3 -----> 3 RX + P(OH)3
3 CH3CH2OH + PCl3 ----> 3 CH3CH2Cl + P(OH)3
3. Alkohol dapat didehidratasi oleh H2SO4 pekat
a. pada suhu 180oC membentuk alkena
b. pada suhu 140oC membentuk eter
4. Dapat
dioksidasi (alkohol primer paling mudah teroksidasi membentuk alkanal,
alkohol sekender membentuk keton dan alkohol tersier paling sukar
dioksidasi. Oksidasi alkohol tersier dengan oksidator kuat akan
menyebabkan putusnya rantai karbon)
a. oksidasi alkohol primer membentuk aldehid, dan reaksi oksidasi akan berlanjut sampai terbentuk asam karboksilat.
----->ROH + oksidator R-CHO -----> R-COOH
CH3CH2CH2OH + oksidator -----> CH3CH2CHO ----- > CH3CH2COOH
b. Oksidasi alkohol sekunder akan menghasilkan keton yang sukar dioksidasi lebih lanjut.
O
//
----->ROH + oksidator R - C - R
OH O
ç //
CH3- CH - CH2OH + oksidator ----> CH3 – C - CH3
c. Alkohol tersier sukar dioksidasi
+ oksidator tidak bereaksi
(CH3)2 – COH – CH3 + oksidator tidak bereaksi
5. Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat membentuk ester
ROH + R’COOH -------> R’COOR + H2O
CH3CH2OH + CH3COOCH2CH3 -------> CH3COOCH2CH3 + H2O
6. Bereaksi dengan asam halida (HX) membentuk RX
ROH + R’COOH =====> R’COOR + H2O
CH3CH2OH + HCl -----> CH3CH2Cl + H2O
7. Bereaksi dengan H2SO4 pekat atau HNO3 membentuk ester anorganik
ROH + HOSO3 -----> ROSO3H + H2O
CH3CH2OH + HOSO3H -------> CH3CH2OSO3H + H2O
ROH + HONO2 ------> RONO2 + H2O
CH3CH2OH + HONO2 ------> CH3CH2ONO2 + H2O
.
TATA NAMA ALKOHOL
penamaan senyawa monoalkohol dapat
dilakukan dengan dua cara, yaituberdasarkan aturan IUPAC dan cara trivial.
Tata nama alkohol
berdasarkan IUPAC
1) Terlebih dahulu
menentukan rantai karbon terpanjangyang mengandung gugus -OH. Selanjutnya,
rantai karbon terpanjang tersebut di beri nama rantai alkananya, tetapi akhir
huruf a digantikan dengan ol. Ex; butanol, pentanol, heksanol dan sebagainya.
2) Penomoran dimulai
dari atom C ujung yang terdekat dengan gugus -OH.
3) Senyawa alkohol yang
memilki gugus alkil dan rantai terpanjangnya ekuivalen darikedua ujungnya
terhaap gugus -OH, gugus alkil tersebut harus memperolehnomor yang lebih kecil.
Jika pada suatu rantai alkohol terdapat
lebih dari satu gugus alkil yang berbeda dan gugus -OH terikat pada ato C
dengan posisi yang ekuivalen dari kedua ujung rantai terpanjang, penomoran
dilakukan dengan menempatkan gugus alkil yang lebih besar pada atom C dengan
nomor yang lebih kecil.
4) Urutan penulisan cabang alkil
dilakukan sesuai dengan urutan abjad.
Tata nama monoalkohol berdasarkan cara
trivial
pada tata nama alkohol cara trivial ini,
rutan penulisan cabang alkil dilakukan sesuai dengan urutan panjang rantai
alkil (metil, etil, propil, dan seterusnya ).
KEISOMERAN PADA ALKOHOL
·Keisomeran
Struktur
senyawa-senyawa yang memiliki rumus
molekul dan gugus fungsi yang sama, tetapi posisi gugus fungsinya berbeda. Ex
i-propanol berisomer struktur dengan senyawa 2-propanol. Cara menentukan jumlah
isomer pada suatu senyawa alkohol pertama-tama tentukan rangka atom karbonnya,
kemudian aturlah posisi gugus fungsi -OH.
·Keisomeran
Optik
Yaitu tipe isomer suatu senyawa yang
memiliki rumus molekul, gugus fungsi, dan posisi gugus fungsi sama, tetapi
letak atom atom atau gugus fungsinya berbeda. Jika atom C yang berikatan dengan
gugus -OH pada senyawa alkohol mengikat tiga atom atau tiga gugus atom yang
berbeda,senyawa tersebut memiliki
keisomeran optik. Atom C yang mengikat empat atom atau gugus atom yang berbeda
disebut C Asimetris (C kiral).
Terdapat 2 jenis alkohol yang memiliki
isomer optik, yaitu;
a) alkohol sekunder yang memilki 2 alkil
yang berbeda yang terikat pada C – OH;
b)
alkohol tersier yang memiliki 3 alkil berbeda yang terikat pada C – OH,
B.
Polialkohol
Polialkohol
adalah alkohol yang memiliki gugus –OH lebih dari satu. Tata nama polialkohol
sama dengan tata nama monoalkohol,tetapi ditambah awalan untuk menyatakan untuk
menyatakan jumlah gugus –OH. Beberapa contoh polialkohol sebagai berikut.
Ex: HO-CH2-CH-CH2-OH
OH
1,2,3-propanatriol
senyawa polialkohol yang banyak di
gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah gliserol dan etilen glikol.
KEGUNAAN DAN DAMPAK PENGGUNAAN ALKOHOL
A. Monoalkohol
metanol
*sebagai pengawet mayat atau spesimen
biologi.
*bahan baku untuk mensintesis senyawa
lain seperti metil butirat,
*dapat menghasilkan bahan bakar yang
memiliki nilai oktan yang tinggi,
*bersifat toksik (beracun)dalam jumlah
sidikit (15ml) dapat menyebabkan kebutaan dan dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan kematian
etanol
*digunakan sebagai zat anti
septik,pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran dan industri.
*digunakan untuk pelarut dalam industri
parfurm,obat obatan, zat warna, dan kosmetik.
*dapat menghasilkan bahan bakar yang
disebut gosohol, digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah
lingkungan.
Spirtus
*digunakan sebagai bahan bakar lampu
petromak dan bunsen. Dan lampu spirtus ini biasanya digunakan untuk proses
sterilisasi di labolatorium mikrobiologi.
B.Polialkohol
Gliserol
*sebagai bahan cairan pembersih telinga
dan pelarut obat obatan, ex sirup obat batuk.
*sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)
*sebagai bahan baku serat plastik
*sebagai bahan untuk membuat
peledak,yaitu nitrogliserin
Glikol
*digunakan sebagai pelarut dan bahan
baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron.
Etanol
dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai pelarut, obat-obatan dan
bahan bakar. Alkohol 70% biasa digunakan untuk disinfektan, larutan
iodium dalam alkohol (iodium tinture) digunakan sebagai obat luka.
Alkohol tehnis yang telah diracuni metanol dan kita kenal sebagai
spiritus digunakan sebagai pelarut cat (plitur) dan sebagai bahan bakar.
Metanol
banyak digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan pernis dan lak serta
sebagai pembersih karat pada logam-logam. Titik beku yang rendah
menyebabkan metanol digunakan untuk campuran anti beku pada mobil di
daerah dingin.
Alkohol
kadar rendah ( sampai dengan 15%) banyak terdapat dalam minuman ringan
sampai minuman keras Green Sand mengandung 1% alkohol dan bir mengandung
15 % alkohol. Alkohol yang dikonsumsi manusia akan dicerna dan
dioksidasi terutama didalam hati (lever) dengan pertolongan enzime yang
disebut alkohol-dehidrogenase. Produk dehidrogenase ini adalah
asetaldehid, CH3CHO dan oksidasi biologis metanol
menghasilkan formaldehid yang bersifat racun. Karena alkohol yang
dikonsumsi lebih mudah teroksidasi dari pada karbohidrat, lemak dan
protein, maka orang yang mengkonsumsi alkohol cenderung terasa hangat
dan malas makan, sebab energi yang diperlukan sudah terpenuhi. Alkohol
juga menyebabkan ketergantungan pada konsumennya.
REAKSI
ALKOHOL
Reaksi-reaksi pada alkohol dapat
digunakan sebagai pengenal alkohol.
a)
Reaksi Identifikasi Alkohol Menggunakan Logam Natrium
Reaksi ini digunakan untuk membedakan
alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi denganlogam
natrium.alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas hidrogen sesuai
dengan persamaan reaksi berikut;
2R- OH +2Na => 2R – Ona + H2 (g)
2CH3- CH2-OH+2Na
=> 2CH3 – CH2 – Ona + H2 (g)
Etanol
Natrium Etoksida
Reaksi ini merupakan reaksi yang
digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi
dengan logam natrium.
b) Reaksi Identifikasi Alkohol
Menggunakan Fosfor Trihalida
jika alkohol direaksikan dengan fosfor trihalida
akanmenghasilkan alkil halida.
3R -OH + PX3 => 3R – X + H3PO3
C) Reaksi Oksidasi (untuk membedakan
Jenis Alkohol)
oksidasi alkohol Primer menghasilkan senyawa aldehid. Jika
aldehid dioksidasi lebih lanjut akan menghasilkan asam karboksilat.
sedangkan oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton, melalui mekanisme
reaksi berikut.
uji lucas
pereaksi lucas terdiri atas ZnCl2
dalam Hcl pekat.uji lucas ini berdasarkan reaksi antara alkohol dan Hcl dengan
katalis ZnCl2. Alkohol tersier bereaksi cepat dengan gejala reaksi berupa
terbentuknya kabut di permukaan larutan. Alkohol sekunder bereaksi dalam waktu
ssekitar 5 menit, sedangkan alkohol primer tidak menunjukkan terjadinya suatu
reaksi.
Pembuatan alkohol
Pembuatan alkohol
Etanol
secara alami banyak terdapat pada buah-buahan yang telah masak, akibat
fermentasi karbohidrat. Oleh karena itu alkohol dapat terbentuk dari
proses peragian dalam pembuuatan tape
C12H22O11 C6H12O6 2 C2H5OH + CO2
ragi
ragi
Peragian
akan berhenti jika kadar alkohol telah mencapai kadar 14% hingga 16%.
Jika diinginkan kadar yang lebih tinggi, campuran itu harus disuling.
Hasil penyulingan merupakan azeotrop 95% alkohol dan 5% air. Untuk
menghasilkan alkohol pekat (96%) atau alkohol absolut (100%) ke dalam
azeotrop
2.
ETER
Eter atau alkoksialkana merupakan
senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi
sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
R – H R – OR'
alkana eter
· rumus umum struktur ; R – O -R'
· Rumus umum molekul ; CnH2n+2
TATA
NAMA ETER
Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu penamaan alkil eter (Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR
disebut gugus alkoksi sehingga penataan nama senyawa eter dimulai dengan
nama gugus alkoksi (alkoksialkana) diikuti oleh nama rantai utamanya.
1.
Penamaan Alkil Eter (Trivial)
Nama
kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan abjad), kemudian
di tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di.
2. Penamaan
Alkoksialkana (IUPAC
penataan
nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai
utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk.
Di bawah ini Penataan Nama Eter
Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus Struktur Eter
|
Nama Trivial
|
Nama IUPAC
(alkoksialkana)
|
CH3 ⎯ O ⎯ CH3
|
Dimetil
eter
|
Metoksi
metana
|
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3
|
Etil metil
eter
|
Metoksi
etana
|
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3
|
Dietil
eter
|
Etoksi
etena
|
Isopentil
etil eter
|
2-etoksi
pentana
|
|
Fenil
propil eter
|
Fenoksi
propana
|
SIFAT-SIFAT
ETER
Sifat-sifat eter yaitu. Pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa
eter berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan
senyawa alkohol, titik didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi
karena antar molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung
bersifat nono polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu
eter bersifat mudah terbakar. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang
reaktif kecuali dalam hal pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang
reaktif) dibandingkan alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat
ini dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter.
KEISOMERAN
PADA ETER
Eter
memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
1) Isomer
Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang
memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil
eter memiliki isomer struktur dengan metil propil eter dan metil isopropil
eter.
2)
Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki
rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional
yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama namun gugus
fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional. Eter berisomer
fungsional dengan alkohol.
PEMBUATAN
ETER
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi
alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui pemanasan etanol dengan asam sulfat
pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi sempurna.
Pembuatan eter dari alkohol CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–CH2CH3
+ H2O
KEGUNAAN
DAN DAMPAK ETER
Senyawa dietil eter
biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang
diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan
iritasi saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir. Selain itu eter juga
digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula,
seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama
waktu pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di
negara-negara maju.
RUMUS UMUM
Eter
ditunjukkan oleh gugus C – O – C, senyawa-senyawa ini biasanya diberi
nama dengan pertama-tama menyebutkan kedua gugus alkil atau aril yang
terikat pada atom oksigen dan kemudian ditambah kata eter. Bila kedua
gugus alkil atau aril sama maka awalan di seringkali tidak digunakan
CH3 – O – CH3 CH3 – CH2 – O – CH2 - CH3 CH3 – CH –O - CH3
Dimetil eter dietil eter ê metil isopropil eter
(metil eter) (etil eter) CH3
Karena
eter merupakan turunan alkana, maka tata nama eter juga dapat
diturunkan dari nama alkana sedangkan gugus alkoksi (- O – R) dapat
dianggap sebagai cabang (R dengan rantai C lebih panjang dianggap
sebagai rantai utama alkana).
R - O - R’ R > R’
Alkana alkil = alkoksi alkana
CH3 – O – CH3 CH3 – O – CH2 – CH3 CH3 – CH2 – O – CH2 – CH3
Metoksi metana metoksi etana etoksi etana
2. Beberapa sifat dan kegunaan eter
Sifat-sifat
eter antara lain, lebih mudah menguap (titik didih dan titik leleh eter
kurang dari separo titik didih alkohol yang jumlah atom C-nya sama),
karena eter tidak mempunyai ikatan hidrogen dalam molekulnya, tetapi
eter dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air, alkohol atau fenol.
Karena ikatan hidrogen dengan H2O inilah maka kelarutan dietil eter dengan 1-butanol kira-kira sama.
eter
sangat berguna sebagai pelarut untuk senyawa-senyawa hidrokarbon dan
senyawa-senyawa yang mengandung gugus fungsi polar. Juga digunakan untuk
mengisolasi zat lain dari tumbuh-tumbuhan (ekstraksi senyawa organik
atau minyak atsiri dari sumbernya). Eter juga terkenal sebagai obat
bius, akan tetapi karena ia memberikan efek lain, maka eter dewasa ini
tidak banyak digunakan sebagai obat bius.
1. Isomer pada alkohol dan eter.
Dikenal beberapa jenis isomer, antara lain isomer struktur (posisi, rantai dan gugus fungsi) dan isomer optik.
Pada
isomer gugus fungsi terdapat perbedaan gugus fungsi zat, misalnya
antara alkohol (-OH) dengan eter (-O-), Sedangkan pada isomer rantai
terdapat perbedaan rantai utama dan pada isomer posisi ditunjukkan oleh
letak cabang atau letak gugus fungsi dalam rantai utama.Telah
diketahui bahwa atom karbon mempunyai empat elektron valensi yang
terarah ke sudut-sudut suatu tetrahedron. Jika keempat valensi itu
mengikat empat atom atau kumpulan atom yang berlainan, misalnya
2-butanol ditemukan dua susunan molekul sebagai berikut:
Kedua
susunan molekul itu berbeda karena susunan yang satu merupakan bayangan
cermin dari susunan kedua yang tidak dapat saling berimpit. Perbedaan
antara kedua susunan molekul ini akan jelas terlihat bila digunakan
model molekul (molymod).
Karena
kedua susunan molekul berlainan , berarti kedua molekul tersebut
berlainan. Demikian pula kedua senyawa menunjukkan sifat-sifat yang
berlainan. Salah satu sifat yang berlainan dari sepasang isomer ini
ialah pengaruhnya terhadap cahaya yang berpolarisasi dalam suatu bidang.
Karena itu pasangan isomer seperti ini disebut isomer optik. Sedangkan
senyawa yang dapat memutar bidang getar cahaya terpolarisasi baik dalam
bentuk cair atau larutan dikatakan bersifat optik aktif. Senyawa yang
dapat memutar cahaya terpolarisasi kekanan diberi awalan dextro (kanan)
dan yang memutar cahaya terpolarisasi kekiri (berlawanan arah jarum jam)
diberi awalan Levo.
Suatu senyawa dapat dikatakan berisomer optik jika senyawa tersebut mempunyai atom C asimetris (atom C khiral) yaitu atom C yang mengikat 4 gugus berlainan.
Banyak senyawa yang ditemukan di alam bersifat optik aktif dan senyawa
yang biasa ditemukan hanya salah satu dari dua isomer yang mungkin.
Suatu senyawa yang mengandung sebuah atom karbon asimetri hanya
mempunyai sepasang isomer optik. Jumlah isomer bertambah bila dalam satu
molekul terdapat lebih banyak atom karbon asimetrinya. Jumlah isomer
optik dalam suatu senyawa sebanyak 2n, dimana n adalah jumlah atom khiral dalam senyawa tersebut.
Untuk
memudahkan dan menghindari kesalahan dalam mencari isomer, anda harus
memahami jumlah rantai struktur yang mungkin dari alkil:
Dengan memperhatikan tabel tersebut dapat diketahui isomer dari:
a. Alkohol R-OH, karena R dengan n = 5 kemungkinannya ada 8 maka jumlah alkohol yang mungkin ada 8 rumus struktur alkohol.
{seperti pada tabel diatas (n=5) pada tangan yang kosong letakkan OH}
b. Eter R – O – R’ , jumlah n dalam R dan R’ = 5 dengan komposisi:
n = 1 dan n’ = 4 jumlah isomer yang mungkin 1 x 4
n = 2 dan n’ = 3 jumlah isomer yang mungkin 1 x 2
Jadi jumlah isomer eternya 6.
Contoh:
2. Reaksi alkohol dengan beberapa pereaksi
Alkohol
dan eter merupakan isomer gugus fungsi. Selain dapat dibedakan melalui
sifat fisikanya, kedua golongan senyawa ini juga dapat dibedakan dengan
mereaksikan zat tersebut.
Beberapa pereaksi yang dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa di atas diantarnya : logam Na, PX3 dan oksidator.
Eter
|
Alkohol
|
a. Dengan logam Na tidak bereaksi
R – O – R + Na tidak bereaksi
|
a. Dengan logam Na bereaksi menghasilkan gas hidrogen
ROH + Na ® RONa + H2
|
b. Dengan PX3 tidak bereaksi
|
b. Dengan pereaksi PX3 membentuk RX dan P(OH)3
ROH + PX3 ® RX + P(OH)3
CH3-CH2OH+PCl3® CH3-CH2Cl +P(OH)3
|
c. tidak dapat dioksidasi
|
c. Dapat dioksidasi
Alkohol primer dioksidasi menjadi aldehid
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton
Alkohol tersier sukar sekali dioksidasi, dan bila dioksidasi dengan
oksidator kuat akan pecah menjadi alkanal dan alkanon dengan rantai C
lebih pendek
|
Permasalahannya: apakah alkohol dan eter dapat saling bereaksi?
apa senyawa dari alkohol yang berbahaya untuk kesehatan?
apa senyawa dari alkohol yang berbahaya untuk kesehatan?